Gampong Lampaseh Kota merupakan gampong yang berada 1 KM dari pinggiran terusan laut Ulee Lheue yang terhubung dari satu Gampong ke gampong lain dan disepanjang perbatasan bibir gampong dibatasi dengan sungai (Sungai Krueng Doy). Berdasarkan cerita lama, yaitu orang tua tempo dulu yang mana air laut sering pasang dan meluap ke Sungai Krueng Doy sehingga sering terjadi banjir, hal inilah yang menjadi dasar penyebutan Lam (Bahasa Indonesia : Tenggelam), dan Paseh (dalam bahasa Indonesia : empang/tambak/sawah). Dikarekan apabila hujan turun, perumahan penduduk yang datarannya lebih rendah sering banjir dan tenggelam oleh luapan air laut, Oleh sebab itu, empang/tambak/sawah sering tenggelam oleh luapan air, maka dinamakan Lampaseh Kota. Untuk sebutan Kota, dikarena Lampaseh tidak jauh menuju ke pusat perbelanjaan. Lampaseh Kota pada tahun 1950an pernah dijadikan tempat jalur kereta api dari Kampung Baru menuju Ulhee Lheu. Namun, dikarenakan tidak adanya lagi jalur kereta api serta untuk perluasan dan perkembangan kota, jalur tersebut tidak difungsikan lagi. Pada tahun 1980, kampung Lampaseh Kota dibagi dalan 5 wilayah/lingkungan, yaitu Lingkungan Mina, Lingkungan Pasantren, Lingkungan Mesjid, Lingkungan Pendidikan dan Lingkungan Muhajirin. Penamaan nama lingkungan idetik dengan keadaan masyarakat.